Jenis minuman yang berasal
dari Taiwan kini menjadi perbincangan panas, tidak hanya dengan
penjualannya yang laku, namun adanya isu yang beredar mengenai bahaya
menikmati segelas Bubble Drink tersebut menjadikan minuman ini
kian disoroti publik. Banyak media baik nasional maupun lokal yang mulai
memberitakan hasil penelitian dari University Hospital Aachen, Jerman.
Sebuah hasil kesimpulan terhadap minuman bubble tersebut kalau di
dalamnya memiliki zat kimia dan berpengaruh buruk pada tubuh.
Hasil yang pertama disebutkan kalau bubble drink yang kenyal itu menjadi pemicu kanker yang besar. Adanya zat kimia yang berbahaya tersebut menjadikan perhatian penting banyak orang saat ini, mungkin OpenRicers juga merasakan hal yang sama. Dikatakan bahwa senyawa karsinogen biphenyls aspolychlorinated dapat membuat sel kanker bertumbuh pesat, turunnya sistem kekebalan tubuh, kerusakan sistem saraf dan menurunnya produktifitas serta kekacauan sistem endokrin. Hal inilah yang membuat orang kini tidak nyaman lagi menikmati bubble drink.
Dikatakan oleh Michelle Schoffro, ahli gizi holistik pada penelitian tersebut kalau bubble yang sering disebut boba atau pearl ini memiliki tekstur kenyal yang bahannya bisa jadi terbuat dari styrene, sebuah zat yang biasanya menjadi bahan baku sintetis, sterofom, atau plastik. Makanya kini dengan bukti penelitian dari Jerman tersebut, mulai banyak yang waspada, padahal menu minuman tersebut sedang menjamur saat ini di Indonesia. Lalu bagaimana OpenRicers harus bersikap?
Pasalnya menikmati sebuah kenikmatan makanan atau minuman memang tidak boleh berlebihan, sama saja seperti gula yang manis pun bisa menjadikan penyakit diabetes jika dikonsumsi dengan jumlah yang banyak. Sama dengan bubble drink pun juga tidak baik jika dikonsumsi setiap hari. Mengenai isi bahan kimia yang ada di bubble drink sebetulnya tidak semuanya seperti itu, apalagi kini bubble drink disajikan mulai dari drink station yang kecil di pinggir jalan hingga besar di dalam mall.
Padahal pembuatan bubble itu sendiri juga tidak lah perlu menggunakan bahan kimia, berbekal tepung tapioka, sagu dan pewarna makanan alami bisa menjadi bubble yang natural. Namun dengan permintaan pasar yang besar, bisa jadi para oknum penjual dalam menjual produknya ada yang bermain curang. Selain itu ada juga yang bersikap jujur dengan produk yang dijualnya.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar